Para tahun hanya melangkah dan berlari.
Menyusuri arus dan tak pernah menepi.
Tak pernah melihat, mau pun menyapa.
Namun mereka tahu bahwa kita ada.
Tertinggal di belakang,
mencoba membaca seluruh untaian.
Antara waktu dan jarak,
tak pernah ada yang namanya lantunan.
Dunia hanyalah tempat untuk bersandar.
Bagi sebagian jiwa yang sendiri dan
Bagi sebagian surga yang menanti.
Percayakah kita akan itu?
Saat kekasih mu tertidur,
sadarkah akan rambutnya yang menjuntai?
Memberi tahu bahwa dia akan tersibak,
dan menguak semua kata rahasia.
Mata kekasihmu bukan lah segalanya.
Tatap ketiganya dengan segala makna.
Agar sorot nanarnya mengalur mengisi relung,
dimana cinta sudah jatuh dan tersandung.
Semua hal berkisah kepada semesta.
Seakan-akan ialah kekasih dari mereka.
Bicaralah dan dekaplah ia,
sehingga kau bisa melihat apa-apa yang nyata.
Kamu! Lantur!
No comments:
Post a Comment